Pandemi covid-19 sudah memasuki Indonesia mulai dari
awal Maret 2020. Sampai sekarang sudah ada 50 ribu lebih kasus positif yang
tersebar di 34 provinsi. Di seluruh penjuru tanah air sudah merasakan
dampaknya. Respon masyarakat pun bermacam-macam semenjak wabah ini datang.
Mulai dari menimbun masker, obat dan makanan pokok. Ada juga yang memborong dan
tidak peduli dengan tetangga kanan-kiri.
Pukulan telak sangat terasa di sektor ekonomi. Bahkan
IMF dan Kemenkeu RI memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 0,5% dan bisa
terjadi resesi. Sejumlah media mainstream pun menunjukan data dan analisisnya
bahwa wabah ini bisa memperburuk keadaan lebih dari krismon 98 jika tidak ada
penanganan yang tepat.
Dengan fenomena ini, Pomosda pun turut merespon dengan
sigap dan tanggap. Bapak Kiai Tanjung menyerukan kepada jamaahnya untuk selalu
menjaga kesehatan dengan perilaku sehat dan mandiri. Dengan mengonsumsi makanan
yang aman dan diproses dengan baik.
Tidak hanya itu , Bapak Kiai juga mengajak jamaah dan
masyarakat sekitar untuk menanam umbi-umbian untuk menjaga ketahanan pangan.
Bahkan gerakan ini sudah digalakkan 3 tahun lalu. Akhir tahun 2019 dan awal
2020 , Pomosda bekerjasama dengan Perhutani Nganjuk untuk merawat dan menjaga
lahan-lahan kritis demi keberlangsungan alam sekitar.
Lalu pada awal April, Bapak Kiai Tanjung menginisiasi
gerakan Kiai Tanjung Peduli. Dimana gerakan ini dilaksanakan di seluruh
Indonesia oleh jamaah Kiai Tanjung. Di dalam gerakan ini , jamaah melaksanakan
program seperti berbagi lumbung pangan dan juga minuman kesehatan yang bernama
Akar Tanjung Tetes (Akatte).
Akatte ini terbuat dari empon-empon dan bahan herbal
lainnya. Sehingga minuman ini mampu menjaga kesehatan dan mempercepat
regenerasi sel-sel yang rusak. Bapak Kiai Tanjung pun tidak melihat ini sebagai
bisnis dan komersil lainnya. Dengan gerakan ini Bapak Kiai Tanjung berharap
masyarakat sehat dan bisa melawan wabah ini dengan rasa kekeluargaan dan
kebersamaan.
#kampungtangguhsemeru
0 Komentar