Setelah kita
tahu mengenai fenomena social dan ekonomi masyarakat dunia terutama masyarakat
Indonesia, pastinya ada sebuah tanda tanya. Bagaimana memberikan solusi solutif
di tengah perang ideology, proxy war dan perang ekonomi.
Hal
yang membuat kita semakin terjajah adalah kesehatan yang sulit dirasakan.
Makanan yang beredar belum tentu baik bagi tubuh kita. Jumlah gizi dan vitamin
pun tidak dihiraukan karena mengikuti trending viral yang
setiap waktu berubah. Otomatis saat kita jatuh sakit, biaya rumah sakit dan
industrialisasi obat yang menjadi membuat kita semakin tercekik. Lalu sebagai
manusia, maukah kita sadar dan melakukan sesuatu?
Satu-satunya
cara adalah dengan investasi. Mungkin sebagian dari kita mendengar kata investasi
adalah keuntungan yang didapatkan dengan tempo cepat. Banyak beredar investasi
bodong yang merugikan banyak orang. Alhasil orang semakin takut untuk
berinvestasi dan membiarkan dirinya terus terjajah dan tanpa keberdayaan.
Padahal
investasi adalah salah satu penanaman modal yang bisa kita nikmati kentungan
tersebut dalam jangka panjang. Bukan jangka pendek dan menumpulkan nalar
manusia. Tanpa disertai kecerdasan dan keterampilan entrepreneur, mau sebanyak
uang yang kita punya akan sia sia.
Kali
ini penulis akan membahas satu investasi yang mampu meningkatkan kecerdasan
financial dan batin jiwa manusia. Investasi dengan program kemandirian pangan
merupakan program dari Bapak Kyai Tanjung. Beliau merupakan pimpinan,pangemong
dan pengasuh dari Pomosda.
Program
kemandirian pangan dengan system PTSA merupakan kegiatan dimana setiap individu
mampu mandiri dan berdaya dalam hal makanan keluarga. Sehingga kebutuhan
sayuran, lauk pauk dan bumbu bumbu dapur mampu dipenuhi hanya dengan
mengoptimalkan lahan kosong di rumah kita.
Sehingga
hasil sayuran dan lauk pauk yang dihasilkan bisa lebih sehat dan organic. Masa
ada sih orang mau meracuni keluarganya sendiri? Dengan mengonsumsi sayur sehat
dan sudah menerapkan pola kemandirian pangan di keluarga kita. Secara tidak
sadar kita sudah menerapkan pola hidup sehat di keluarga kita. Dan poin
pentingnya adalah kita sudah berinvestasi kesehatan jangka panjang. Karena
kesehatan merupakan asset utama yang harus kita jaga apalagi anak muda.
Akhirnya salah satu poin kecerdasan keuangan dan jiwa entrepreneur kita sudah
meningkat yaitu IQ kedua ; mengintegrasikan keuangan
Di
bagian pertama penulis sudah membahas terkait jatuhnya mata uang dan inflasi
yang semakin meningkat. Dengan investasi pola kemandirian pangan ini kita mampu
menjaga nilai rupiah dan asset kita. Disaat harga sayur dan bumbu melambung
tinggi karena proses supply dan demand. Kita tidak perlu panic saat kebanyakan
orang chaos karena kita mampu menjaga dan melindungi asset.
Yang perlu dilakukan hanyalah memanen sayur,lauk dan bumbu di lahan sempit yang
sudah diberdayakan. IQ financial yang pertama pun sudah berhasil digapai yaitu
melindungi dan menjaga asset.
Ada
sebuah kutipan dari Robert Kiyosaki di dalam buku Rich Kid Smart Kid. “Kita
tidak akan menjadi kaya saat berada di tempat kerja. Kita bisa menjadi kaya
saat kita mengerjakan ide di waktu kosong. Kebanyakan kita membawa PR kantor ke
rumah sehingga yang kita lakukan hanyalah mengerjakan sesuatu yang semu”
Kutipan diatas sangat memukul masyarakat sebagian besar di dunia. Membuat kita
terjebak ke dalam rutinitas tanpa sama sekali menaikan nilai leverage diri
kita apalagi keuangan.
IQ
financial ketiga adalah menaikan nilai leverage atas asset dan
kemampuan diri. Pola kemandirian pangan ini salah satu nilai intrinsic yang
bisa dimaksimalkan nilai leverage-nya. Lebih mudahnya seperti ini.
Kebutuhan sayur,bumbu dan lauk sangatlah mutlak dibutuhkan setiap orang.
Organik dan sehat juga nilai plus yang dicari orang. Kemampuan
kita dalam bertani , memaksimalkan peluang, komunikasi yang komunikatif
otomatis akan berkembang karena semakin banyak orang yang kita temui dan
berkomunikasi. Alhasil pintu peluang dan rezeki akan terbuka lebar.
Sikap
mandiri dan terus belajar meningkatkan keterampilan adalah senjata untuk
meningkatkan kecerdasan keuangan dan akhirnya bisa bebas financial. Dengan hal
sederhana dimulai dari lahan kosong sekitar rumah. Memaksimalkan waktu luang
untuk berkembang. Demikian pembahasan penulis kali ini, nantikan bahasan
menarik selanjutnya mengenai kecerdasan keuangan.
0 Komentar