Siapa diantara kalian yang tahu dan
sudah pernah melihat tanaman suweg ? Sedikit informasi untuk kalian mengenai
apa itu suweg. Dilansir dari laman Wikipedia, berikut penjelasannya.
Suweg (dari bahasaJawa) adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Suweg sering dicampurbaurkan dengan
iles-iles karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam
morfologi daun pada fase vegetatifnya. Nama lainnya adalah porang, meskipun nama ini juga
dipakai untuk iles-iles. Nama-nama dalam bahasa lain: elephant foot yam atau stink
lily (bahasa Inggris), teve (bahasa Tonga), jimmikand, suran, chenna, ol (bahasa Bengal), serta oluo(bahasa Odia). Suweg adalah tanaman asli Asia Tenggara dan tumbuh di hutan-hutan kawasan Malesia, Filipina, serta India tropik (bagian selatan).
Suweg bersifat antiracun, mencegah pendarahan, dan
mengobati luka. Umbi suweg yang masih segar memiliki khasiat sebagai obat
bisul dan luka. O iya, umbi ini juga mampu menurunkan kadar gula darah
dan bisa
menjadi pengganti beras karena kandungan serat yanng tinggi.
Maka
dari Pimpinan Pomosda, Bapak Kiai Tanjung mencetuskan ide dan gagasan untuk
mulai menanam dan mengolah untuk ketahanan pangan. Bapak Kiai Tanjung
menyerukan untuk membuat lumbung pangan keluarga untuk stok selama 4 bulan.
Program ini untuk berjaga-jaga jika nanti ada masa darurat entah itu bencana
alam, sosial politik , ekonomi dll.
Dengan
adanya program ini , masyarakat belajar menjadi masyarakat tangguh dan tanggap
bencana. Sehingga dengan adanya program ini, masyarakat tidak perlu khawatir
mengenai segala macam gonjang-ganjing negeri.
Mengenai
program ini, saya menemui Ibu Masruroh atau biasa dipanggil Bu Ruri. Beliau
merupakan salah satu tim pengolah lumbung pangan Pomosda. Tim lumbung pangan
Pomosda ini terdiri dari 3 divisi yaitu pengolahan, penjemuran dan pengemasan.
Total kurang lebih 20 ton bahan yang sudah diproses oleh tim lumbung pangan
Pomosda.
“Kami disini mengolah
berbagai macam tanaman mas, selain suweg ada singkong, porang. Dan untuk
sayuran mulai dari gondes, kangkung, pepaya, wortel dan sawi. Untuk tanaman
bumbu kita juga mengolah cabai, bawang merah dan putih mas.” Tandas Beliau.
Pasti kalian penasaran
kan bagaimana tanaman tersebut diolah dan bisa menjadi tanaman lumbung pangan?
“Jadi proses pertama adalah cuci bersih semua bahan. Kemudian potong-potong. Dan
dijemur selama 4-5 hari sedangkan untuk sayuran 3-4 hari.” Lanjut Bu Ruri.
Setelah proses penjemuran , bahan-bahan tersebut bisa dibuat berbagai macam
produk turunan.
Produk turunan dari
singkong, suweg dan porang adalah gethuk, gathot, gaplek, tepung bahkan jelly.
Khususnya jeli dari suweg dan porang bisa menjadi pengganti nasi. Cara
penggunaanya sangat sederhana. Satu sendok jelly dimasukkan ke dalam mangkuk
berisi air setengah mangkung. Kemudian jelly ini akan mengembang sesuai wadah
dan bisa ditambahkan bumbu seperti garam , bawang mutih, merah dll. “Satu
mangkok itu cukup untuk nutrisi tubuh seharian mas” Jelas Bu Ruri.
Sedangkan produk
turunan dari pengolahan sayur adalah sayur tersebut bisa menjadi manisan dan
bisa diolah di kemudian hari tanpa takut basi. Jikalau teman-teman tahu makanan
terkenal dari Korea yaitu kimchi. Jadi kimchi ini merupakan fermentasi
sayur-sayuran dan tentu saja awet. “Jadi kita bikin kimchi jawa mas hehe”
Proses pengemasan
dibuat bervariasi , mulai dari 0,5 kg sampai 2 kg. Sesuai kebutuhan rumah
tangga masing-masing. Dan untuk pengemasannya menggunakan karung untuk
umbi-umbian dan plastik untuk produk sayur-sayuran.
Tidak hanya berhenti
disini, dengan adanya program ini turut mengundang banyak antusias dari
pemerintah desa, kecamatan bahkan kabupaten. Pada tanggal 15 Mei 2020
diresmikanlah oleh Kapolres Nganjuk Kampung Tangguh Pomosda. Kampung tangguh
pertama di Nganjuk. Selang beberapa hari datang juga dari Polda Jatim untuk
melihat bagaimana proses kampung tangguh Pomosda ini.
Jadi tunggu apalagi,
ayo kita bergerak dengan memaksimalkan potensi dan anugerah dari Allah SWT
untuk kemajuan dan kemaslahatan bersama. Dengan adanya pandemi korona ini bisa
menjadi pluang kita untuk meningkatkan rasa peduli dan kebersamaan antar sesama
dan sebagai hamba Tuhan. Sekian
#kampungtangguhsemeru
#kampungtangguhsemeru
0 Komentar